Rabu, 01 Januari 2014

Makalah Studi Islam II PGSD UAD 2012

A.   Pendahuluan
Secara etimologis (lughatan). Aqidah berakar dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan. ‘Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah bearti keyakinan (Al-Munawir, 1984, hal 1023). Relevansi antara arti kata ‘aqdan dan ‘aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Beberapa istilah lain tentang aqidah yaitu Iman, Tauhid, Ushuluddin, Ilmu Kalam, dan Fikih Akbar.
Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidlah –menurut tuntutan Islam-- yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti. Tauhid ialah permunian ibadah kepada Allah, yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya.
Upaya pemurnian tauhid tidak akan tuntas hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan tetapi harus dibarengi dengan penjelasan tentang hal-hal yang dapat merusak dan menodai tauhid, yaitu apa yang disebut syirik baik syirik akbar maupun syirik ashghar. Syirik adalah mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah maupun ilahiyah, secara langsung atau tidak, secara nyata atau terselubung.







B.   Isi
Pengertian Syirik
            Pengertian syirik menurut Ulama Madzhab Syafi’i:
1.    Imam al-Azhari asy Syafi’i
Syirik adalah kamu membuat sekutu bagi Allah dalam ketuhanan-Nya (Rububiyah-Nya). Maha luhur Allah dari sekutu-sekutu dan tandingan-tandingan.
2.    Imam al-Raghib al-Ishfahani
Beliau menyatakn, “Syirik yang agung adalah menetapkan adanya sekutu bagi Allah. Misalnya, fulan menyekutukan Allah dengan yang lain. Syirik ini dalah kekafiran paling besar.
3.    Imam al-Minawi
Beliau mengatakan, “Syirik adalah menyandarkan perbuatan yang hanya Dzat Yang Maha Esa semata berhak melakukannya kepada makhluk yang bukan haknya melakukan perbuatan itu.
4.    Al-‘Allamah Ali as-Suwaidi asy-Syafi’i
Ketika menjelaskan tentang syirik dan mengingatkan bahayanya, beliau berkata: “Ketahuilah –semoga Allah menjaga saya dan kamu dari kemusyrikan, kekafiran dan kesesatan. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita menuju hal-hal yang disenangi dan diridhai-Nya, baik dalam perkataan maupun perbuatan--, bahwa syirik itu berlawanan dengan tauhid. Keduanya tidak akan bertemu. Seperti halnya kekafiran berlawanan dengan iman, di mana keduanya bertolak belakang. Maka apabila ada orang disebut muwahid (bertauhid), ini artinya ia meyakini keesaan Allah dan tidak menetapkan bahwa Allah itu punya sekutu. Dan seseorang tidak mungkin dapat disebut bertauhid (mengesakan Allah) dengan tauhid yang dikehendaki Allah, sebelum dia membersihkan diri dari segala sesuatu yang mengandung unsur kemusyrikan kepada Allah (yang disembah).
Syirik adalah mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah maupun ilahiyah, secara langsung atau tidak, secara nyata atau terselubung.
Dalam dimensi rububiyah misalnya meyakini bahwa ada makhluk yang mampu menolak segala kemudharatan dan meraih segala kemanfaatan, atau dapat memberikan berkat, seperti meyakini “kesaktian para Wali Allah, sehingga dia minta bantuan kepada mereka untuk menolak petaka atau untuk meraih keuntungan –apalagi bila wali tersebut sudah meninggal dunia.
Dalam dimensi mulkiyah misalnya mematuhi sepenuhnya para penguasa non muslim – bukan terpaksa -- disamping menyatakan patuh kepada Allah SWT, padahal pemimpin non-muslim itu menghalalkan apa yang diharamkan Allah SWT dan mengharamkan apa yang dihalalkan atau mengajaknya melakukan kemaksiatan.
Dalam dimensi ilahiyah misalnya berdoa kepada Allah SWT melalui perantara orang yang sudah meninggal dunia.
Pada hakikatnya orang yang mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk apa atau siapa pun, memberikan sifat ketuhanan kepada makhluk tersebut baik secara keseluruhan maupun sebagian saja, baik dalam tingkat yang sebanding mau pun berbeda. Tentu saja perbuatan seperti itu merendahkan Allah SWT dan tidak mengakui ke-Maha Esaan-Nya, baik dalam Zat, Asma’wa Shiffat, Af’al-Nya. Sekaligus perbuatan syirik juga merendahkan martabat manusia, apalagi jika yang diberi sifat ketuhanan itu alam lain yang bukan manusia. Bukankah esensi ajaran Tauhid membebaskan manusia dari penyembahan sesama makhluk, menuju penyembahan Allah SWT semata?
Macam-macam syirik menurut sebagian Ulama Madzhad Syafi’i:
1.    Imam ar-Ragib al-Ishfahani
Beliau berkata, “Syirik yang dilakukan manusia dalam agama itu ada dua macam. Pertama, Syirik besar, yaitu menetapkan adanya sekutu bagi Allah, dan ini merupakan kekafiran yang terbesar. Kedua adalah syirik yang samar (tidak jelas) dan kemunafikan.
2.    Al-‘Allamah Ali as-Suwaidi asy-Syafi’i
Beliau berkata, “Ketahuilah bahwa syirik itu ada kalanya terjadi di Rububiyah, dan adakalanya terjadi Uluhiyah. Yang kedua ini dapat terjadi di dalam I’tiqad (keyakinan), dan juga dapat terjadi di dalam mu’amalat khusus dengan Tuhan.
3.    Imam Ahmad Ibn Hajar Ali Bathmi asy-Syafi’i
Beliau mengatakan, “Syirik itu ada dua macam; syirik besar dan syirik kecil. Siapa yang bersih (bebas) dari kedua syirik itu, ia pasti masuk Surga. Siapa yang meninggalkan dunia dan masih melakukan syirik besar, maka ia pasti masuk Neraka. Sementara orang yang bersih dari syirik besar, tapi ia melakukan sebagian syirik-syirik kecil, sedangkan kebajikan-kebajikannya lebih banyak dari dosa-dosanya, maka ia akan masuk Surga.
Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi dua: Syirik besar (as-syirku al-akbar) dan syirik kecil ( as-syirku al-asghar).
1.    Syirik Besar
Syirik besar adalah: “Menjadikan bagi Allah sekutu (niddan) yang (dia) berdo’a kepadanya seperti berdoa kepada Allah, takut, harap dan cinta kepadanya seperti kepada Allah, atau melakukan satu bentuk ibadah kepadanya seperti ibadah kepada Allah.” (Kitab al-Qaul as-Sadid, As-Sa’adi, tt.,29). Syirik besar itu ada yang zhahirun jaliyun (nampak nyata) seperti menyembah berhala, matahari, bulan, bintang, malaikat, benda-benda tertentu, mempertuhankan Isa Al Masih dan lain-lain; dan ada yang bathinun khafiyun (tersembunyi) seperti berdoa kepada orang sudah meninggal, meminta pertolongan kepadanya untuk dikabulkan keinginannya atau minta disembuhkan dari penyakit, dihindarkan dari bahaya dan lain-lain sebagainya. Disebut khafiyun (tersembunyi) karena yang berdoa tidak pernah mengakui bahwa ia meminta kepada orang mati tersebut hanyalah sebagai perantara supaya doanya dikabulkan oleh Allah SWT (Az-Zumar 39:3). Dan juga dia tidak menganggap berdoa di kuburan itu sebagai ibadah – padahal doa itu adalah otaknya ibadah (HR Tirmizi). Syirik jenis inilah (besar) yang dosanya tidak akan diampuni Allah SWT kecuali jika dia bertobat sebelum meninggal – dan pelakunya diharamkan masuk sorga:
¨bÎ) ©!$# Ÿw ãÏÿøótƒ br& x8uŽô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótƒur $tB tbrߊ y7Ï9ºsŒ `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8ÎŽô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #uŽtIøù$# $¸JøOÎ) $¸JŠÏàtã ÇÍÑÈ
“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.” (An-Nisa’ 4:48)
Bukan bearti Allah menutup pintu tobat bagi orang syirik, sebab Allah akan mengampuni dosa apa pun kalau yang bersangkutan bertobat kepadanya:
* ö@è% yÏŠ$t7Ïè»tƒ tûïÏ%©!$# (#qèùuŽó r& #n?tã öNÎgÅ¡àÿRr& Ÿw (#qäÜuZø)s? `ÏB ÏpuH÷q§ «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ãÏÿøótƒ z>qçR%!$# $·èÏHsd 4 ¼çm¯RÎ) uqèd âqàÿtóø9$# ãLìÏm§9$# ÇÎÌÈ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Az-Zumar 39:53).
[1314]  dalam hubungan Ini lihat surat An Nisa ayat 48.
            Tapi bila seorang musyrik tidak bertobat sebelum meninggal dunia pintu keampunan sudah tertutup baginya, dan di akhirat nanti dia akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka:
ôs)s9 txÿŸ2 šúïÏ%©!$# (#þqä9$s% žcÎ) ©!$# uqèd ßxŠÅ¡yJø9$# ßûøó$# zOtƒótB ( tA$s%ur ßxŠÅ¡yJø9$# ûÓÍ_t7»tƒ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) (#rßç6ôã$# ©!$# În1u öNà6­/uur ( ¼çm¯RÎ) `tB õ8ÎŽô³ç «!$$Î/ ôs)sù tP§ym ª!$# Ïmøn=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â$¨Y9$# ( $tBur šúüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 9$|ÁRr& ÇÐËÈ
“ Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al-Maidah 5:72).

2.    Syirik Kecil
Syirik kecil adalah: “Semua perkataan dan perbuatan yang akan membawa seseorang kepada kemusyrikan.” (as-Sa’adi, tt.,30).
Syirik kecil termasuk dosa besar yang dikhawatirkan akan mengantarkan pelakunya kepada syirik besar. Jika orang yang melakukan syirik kecil meninggal sebelum bertobat, dan di akhirat ternyata Allah tidak berkenan mengampuninya maka ia akan masuk neraka.
Di antara amal perbuatan yang termasuk syirik kecil ini adalah:
a.    Bersumpah dengan selain Allah
    وَمَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللّٰهِ فَقَدْكَفَرَاَوْاَشْرَكَ
Artinya: “Dan barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka dia telah kufur atau syirik”. (HR. Tirmidzi).
b.    Memakai azimat (untuk menolak bahaya atau memurahkan rezeki)

مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةًفَقَدْاَشْرَكَ

Artinya: “Barangsiapa menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad).


c.    Menggunakan mantra-mantra untuk menolak kejahatan, pengobatan dan sebagainya.

اِنَّ الرُّقْىَوَالتَّمَاٮِٕمَ وَالتَّوَلَةَشِرْكٌ
Artinya: ”Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik”. (HR. Ibnu Hibban).

d.    Sihir

مَنْ عَقَدَعُقْدَةًثُمَّ نَفَتَ فِيْهَافَقَدْسَحَرَ٬وَمَنْ سَحَرَفَقَدْاَشْرَكَ

Artinya: “Barangsiapa yang membuat suatu simpul kemudian dia meniupinya, maka sungguh ia telah menyihir. Barangsiapa menyihir, sungguh ia telah berbuat syirik”. (HR. Nasa’i).

e.    Ramalan atau Perbintangan (Astrologi)

مَنِ اقْتَبَسَ شُعْبَةًمِنَ النُّجُوْمِ فَقَدِاقْتَبَسَ  شُعْبَةًمِنَ السِّحْرِ
Artinya: “Barangsiapa yang mempelajari salah sat ilmu perbintangan, maka ia telah mempelajari sihir”.(HR. Abu Daud).

f.     Bernazar kepada selain Allah
“Barangsiapa yang bernazar untuk berbuat taat kepada Allah maka hendaklah dia laksanakan nazarnya itu, dan barang siapa bernazar untuk mendurhakai Allah, maka janganlah dia mendurhakai-Nya” (HR. Bukhari)


g.    Menyembelih binatang atau mempersembahkan korban bukan kepada Allah SWT
“Dari Ali, Rasulullah bersabda kepadaku dengan empat kalimat, yaitu Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang yang melindungi penjahat dan Allah melaknat orang yang mengubah batas tanah miliknya.” (HR. Muslim)

Riya

Secara khusus Rasulullah SAW mengingatkan akan bahaya salah satu syirik kecil yaitu riya:

اَخْوَفُ مَااَخاَفُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكَ الْاَصْغَرَفَسُٮِٔلَ عَنْهُ فَقَالَ الرِّيَاءُ
Artinya: “Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi ditanya tentang hal ini, maka beliau menjawab, ialah Riya”. (HR. Ahmad).

Riya apada hakikatnya adalah melakukan sesuatu karena ingin dilihat atau ingin dipuji orang lain. Apabila seseorang melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji orang lain, maka berarti ia telah melakukan syirik kecil. Inilah yang paling ditakuti oleh Rasulullah SAW terjadi pada umatnya. Dalam sebuah hadits yang panjang yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasullullah SAW menggambarkan bahwa di akhirat nanti ada beberapa orang yang di cap oleh Allah SWT sebagai pendusta; ada yang mengaku berjuang pada jalan Allah hingga mati syahid, padahal ia berperang hanya ingin dikenal sebagai seorang pemberani; ada yang mengaku mempelajari ilmu pengetahuan, mengajarkannya dan membaca Al-Qur’an karena Allah, padahal dia hanya ingin dikenal sebagai orang ‘alim dan qori’: ada yang mengaku mendermakan hartanya untuk mencari ridha Allah, padahal dia hanya ingin disebut dermawan. Amalan semua orang itu ditolak Allah dan mereka dimasukkan kedalam neraka.







C.   Penutup
Syirik yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang mempersekutukan. Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang menyembah dan mengakui adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah, baik Zat, Sifat, ataupun perbuatan-Nya. Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil dapat berubah menjadi syirik besar. Yang mendatangkan bahaya-bahaya dan kerusakan-kerusakan sebagai berikut:
1.    Pelecehan Martabat Manusia
2.    Membenarkan Khurafat
3.    Syirik adalah Kezhaliman yang Terbesar
4.    Syirik Menimbulkan Rasa Takut
5.    Menyebarkan Hal-hal yang Negatif dalam Kehidupan Manusia
6.    Masuk Neraka

D.   Referensi
Ilyas, Yunahar. 1992. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI.
Harun, Muhammad Yusuf dan At-Tamini, Syaikh Muhammad. 2003. “Kitab Tauhid”, dalam “Kitab At-Tauhid Al-Ladzi Huwa Haqqullah A’lal-‘Abid”. Jakarta: PT Megatama Sofwa Pressindo.

Yaqub, Ali Mustafa dan Al-Khumais, Muhammad Abdurrahman. 2003. “Kemusyrikan Menurut Madzhab Syafi’i”, dalam “Bayaanu Asy Syirki wa Wasaa’ilihi ‘Inda ‘Ulamaa Asy Syafi’iyyah”. Jakarta: Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Di Jakarta.