A.
Pendahuluan
Secara etimologis
(lughatan). Aqidah berakar dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan. ‘Aqdan berarti
simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah bearti keyakinan (Al-Munawir,
1984, hal 1023). Relevansi antara arti kata ‘aqdan
dan ‘aqidah adalah keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian. Beberapa istilah lain tentang aqidah yaitu Iman, Tauhid, Ushuluddin,
Ilmu Kalam, dan Fikih Akbar.
Tauhid adalah
pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid
menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya. Hanya amal yang dilandasi
dengan tauhidlah –menurut tuntutan Islam-- yang akan menghantarkan manusia
kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.
Tauhid ialah permunian ibadah kepada Allah, yaitu menghambakan diri hanya
kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan
takut kepada-Nya.
Upaya
pemurnian tauhid tidak akan tuntas hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan
tetapi harus dibarengi dengan penjelasan tentang hal-hal yang dapat merusak dan
menodai tauhid, yaitu apa yang disebut syirik baik syirik akbar maupun syirik
ashghar. Syirik adalah mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya, baik dalam
dimensi rububiyah, mulkiyah maupun ilahiyah, secara langsung atau tidak,
secara nyata atau terselubung.
B.
Isi
Pengertian Syirik
Pengertian
syirik menurut Ulama Madzhab Syafi’i:
1. Imam
al-Azhari asy Syafi’i
Syirik adalah kamu
membuat sekutu bagi Allah dalam ketuhanan-Nya (Rububiyah-Nya). Maha luhur Allah
dari sekutu-sekutu dan tandingan-tandingan.
2. Imam
al-Raghib al-Ishfahani
Beliau menyatakn,
“Syirik yang agung adalah menetapkan adanya sekutu bagi Allah. Misalnya, fulan
menyekutukan Allah dengan yang lain. Syirik ini dalah kekafiran paling besar.
3. Imam
al-Minawi
Beliau mengatakan,
“Syirik adalah menyandarkan perbuatan yang hanya Dzat Yang Maha Esa semata
berhak melakukannya kepada makhluk yang bukan haknya melakukan perbuatan itu.
4. Al-‘Allamah
Ali as-Suwaidi asy-Syafi’i
Ketika
menjelaskan tentang syirik dan mengingatkan bahayanya, beliau berkata:
“Ketahuilah –semoga Allah menjaga saya dan kamu dari kemusyrikan, kekafiran dan
kesesatan. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita menuju hal-hal yang
disenangi dan diridhai-Nya, baik dalam perkataan maupun perbuatan--, bahwa
syirik itu berlawanan dengan tauhid. Keduanya tidak akan bertemu. Seperti
halnya kekafiran berlawanan dengan iman, di mana keduanya bertolak belakang.
Maka apabila ada orang disebut muwahid
(bertauhid), ini artinya ia meyakini keesaan Allah dan tidak menetapkan bahwa
Allah itu punya sekutu. Dan seseorang tidak mungkin dapat disebut bertauhid
(mengesakan Allah) dengan tauhid yang dikehendaki Allah, sebelum dia
membersihkan diri dari segala sesuatu yang mengandung unsur kemusyrikan kepada
Allah (yang disembah).
Syirik
adalah mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah maupun ilahiyah, secara langsung atau tidak,
secara nyata atau terselubung.
Dalam dimensi rububiyah misalnya meyakini bahwa ada
makhluk yang mampu menolak segala kemudharatan dan meraih segala kemanfaatan,
atau dapat memberikan berkat, seperti meyakini “kesaktian para Wali Allah,
sehingga dia minta bantuan kepada mereka untuk menolak petaka atau untuk meraih
keuntungan –apalagi bila wali tersebut sudah meninggal dunia.
Dalam dimensi mulkiyah misalnya mematuhi sepenuhnya
para penguasa non muslim – bukan terpaksa -- disamping menyatakan patuh kepada
Allah SWT, padahal pemimpin non-muslim itu menghalalkan apa yang diharamkan
Allah SWT dan mengharamkan apa yang dihalalkan atau mengajaknya melakukan
kemaksiatan.
Dalam dimensi ilahiyah misalnya berdoa kepada Allah
SWT melalui perantara orang yang sudah meninggal dunia.
Pada hakikatnya orang
yang mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk apa atau siapa pun, memberikan
sifat ketuhanan kepada makhluk tersebut baik secara keseluruhan maupun sebagian
saja, baik dalam tingkat yang sebanding mau pun berbeda. Tentu saja perbuatan
seperti itu merendahkan Allah SWT dan tidak mengakui ke-Maha Esaan-Nya, baik
dalam Zat, Asma’wa Shiffat, Af’al-Nya.
Sekaligus perbuatan syirik juga merendahkan martabat manusia, apalagi jika yang
diberi sifat ketuhanan itu alam lain yang bukan manusia. Bukankah esensi ajaran
Tauhid membebaskan manusia dari penyembahan sesama makhluk, menuju penyembahan
Allah SWT semata?
Macam-macam syirik
menurut sebagian Ulama Madzhad Syafi’i:
1. Imam
ar-Ragib al-Ishfahani
Beliau berkata,
“Syirik yang dilakukan manusia dalam agama itu ada dua macam. Pertama, Syirik besar, yaitu menetapkan adanya
sekutu bagi Allah, dan ini merupakan kekafiran yang terbesar. Kedua adalah
syirik yang samar (tidak jelas) dan kemunafikan.
2. Al-‘Allamah
Ali as-Suwaidi asy-Syafi’i
Beliau berkata,
“Ketahuilah bahwa syirik itu ada kalanya terjadi di Rububiyah, dan adakalanya terjadi Uluhiyah. Yang kedua ini dapat terjadi di dalam I’tiqad (keyakinan), dan juga dapat
terjadi di dalam mu’amalat khusus dengan Tuhan.
3. Imam
Ahmad Ibn Hajar Ali Bathmi asy-Syafi’i
Beliau mengatakan,
“Syirik itu ada dua macam; syirik besar dan syirik kecil. Siapa yang bersih
(bebas) dari kedua syirik itu, ia pasti masuk Surga. Siapa yang meninggalkan
dunia dan masih melakukan syirik besar, maka ia pasti masuk Neraka. Sementara
orang yang bersih dari syirik besar, tapi ia melakukan sebagian syirik-syirik
kecil, sedangkan kebajikan-kebajikannya lebih banyak dari dosa-dosanya, maka ia
akan masuk Surga.
Dilihat dari sifat
dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi dua: Syirik besar (as-syirku al-akbar) dan syirik kecil ( as-syirku al-asghar).
1.
Syirik
Besar
Syirik besar adalah:
“Menjadikan bagi Allah sekutu (niddan)
yang (dia) berdo’a kepadanya seperti berdoa kepada Allah, takut, harap dan
cinta kepadanya seperti kepada Allah, atau melakukan satu bentuk ibadah
kepadanya seperti ibadah kepada Allah.” (Kitab
al-Qaul as-Sadid, As-Sa’adi, tt.,29). Syirik besar itu ada yang zhahirun jaliyun (nampak nyata) seperti
menyembah berhala, matahari, bulan, bintang, malaikat, benda-benda tertentu,
mempertuhankan Isa Al Masih dan lain-lain; dan ada yang bathinun khafiyun (tersembunyi) seperti berdoa kepada orang sudah
meninggal, meminta pertolongan kepadanya untuk dikabulkan keinginannya atau
minta disembuhkan dari penyakit, dihindarkan dari bahaya dan lain-lain
sebagainya. Disebut khafiyun
(tersembunyi) karena yang berdoa tidak pernah mengakui bahwa ia meminta kepada
orang mati tersebut hanyalah sebagai perantara supaya doanya dikabulkan oleh
Allah SWT (Az-Zumar 39:3). Dan juga dia tidak menganggap berdoa di kuburan itu
sebagai ibadah – padahal doa itu adalah otaknya ibadah (HR Tirmizi). Syirik
jenis inilah (besar) yang dosanya tidak akan diampuni Allah SWT kecuali jika
dia bertobat sebelum meninggal – dan pelakunya diharamkan masuk sorga:
¨bÎ) ©!$# w ãÏÿøót br& x8uô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótur $tB tbrß y7Ï9ºs `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8Îô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #utIøù$# $¸JøOÎ) $¸JÏàtã ÇÍÑÈ
“
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang
besar.” (An-Nisa’ 4:48)
Bukan bearti Allah
menutup pintu tobat bagi orang syirik, sebab Allah akan mengampuni dosa apa pun
kalau yang bersangkutan bertobat kepadanya:
* ö@è% yÏ$t7Ïè»t tûïÏ%©!$# (#qèùuó r& #n?tã öNÎgÅ¡àÿRr& w (#qäÜuZø)s? `ÏB ÏpuH÷q§ «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ãÏÿøót z>qçR%!$# $·èÏHsd 4 ¼çm¯RÎ) uqèd âqàÿtóø9$# ãLìÏm§9$# ÇÎÌÈ
“Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa[1314] semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”(Az-Zumar 39:53).
[1314] dalam hubungan Ini lihat surat An Nisa ayat
48.
Tapi bila seorang musyrik tidak bertobat
sebelum meninggal dunia pintu keampunan sudah tertutup baginya, dan di akhirat
nanti dia akan dimasukkan oleh Allah ke dalam neraka:
ôs)s9 txÿ2 úïÏ%©!$# (#þqä9$s% cÎ) ©!$# uqèd ßxÅ¡yJø9$# ßûøó$# zOtótB ( tA$s%ur ßxÅ¡yJø9$# ûÓÍ_t7»t @ÏäÂuó Î) (#rßç6ôã$# ©!$# În1u öNà6/uur ( ¼çm¯RÎ) `tB õ8Îô³ç «!$$Î/ ôs)sù tP§ym ª!$# Ïmøn=tã sp¨Yyfø9$# çm1urù'tBur â$¨Y9$# ( $tBur úüÏJÎ=»©à=Ï9 ô`ÏB 9$|ÁRr& ÇÐËÈ
“ Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", padahal Al masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (Al-Maidah 5:72).
2.
Syirik
Kecil
Syirik kecil adalah:
“Semua perkataan dan perbuatan yang akan membawa seseorang kepada kemusyrikan.”
(as-Sa’adi, tt.,30).
Syirik kecil termasuk
dosa besar yang dikhawatirkan akan mengantarkan pelakunya kepada syirik besar.
Jika orang yang melakukan syirik kecil meninggal sebelum bertobat, dan di
akhirat ternyata Allah tidak berkenan mengampuninya maka ia akan masuk neraka.
Di antara amal
perbuatan yang termasuk syirik kecil ini adalah:
a.
Bersumpah
dengan selain Allah
وَمَنْ حَلَفَ
بِغَيْرِ اللّٰهِ فَقَدْكَفَرَاَوْاَشْرَكَ
Artinya: “Dan
barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka dia telah kufur atau
syirik”. (HR. Tirmidzi).
b. Memakai azimat (untuk
menolak bahaya atau memurahkan rezeki)
مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيْمَةًفَقَدْاَشْرَكَ
Artinya: “Barangsiapa
menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad).
c. Menggunakan mantra-mantra untuk menolak kejahatan, pengobatan dan sebagainya.
اِنَّ
الرُّقْىَوَالتَّمَاٮِٕمَ وَالتَّوَلَةَشِرْكٌ
Artinya: ”Sesungguhnya
mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik”. (HR. Ibnu
Hibban).
d. Sihir
مَنْ عَقَدَعُقْدَةًثُمَّ نَفَتَ
فِيْهَافَقَدْسَحَرَ٬وَمَنْ سَحَرَفَقَدْاَشْرَكَ
Artinya: “Barangsiapa yang
membuat suatu simpul kemudian dia meniupinya, maka sungguh ia telah menyihir.
Barangsiapa menyihir, sungguh ia telah berbuat syirik”. (HR. Nasa’i).
e. Ramalan atau Perbintangan (Astrologi)
مَنِ
اقْتَبَسَ شُعْبَةًمِنَ النُّجُوْمِ فَقَدِاقْتَبَسَ شُعْبَةًمِنَ السِّحْرِ
Artinya: “Barangsiapa yang
mempelajari salah sat ilmu perbintangan, maka ia telah mempelajari sihir”.(HR.
Abu Daud).
f. Bernazar kepada selain Allah
“Barangsiapa
yang bernazar untuk berbuat taat kepada Allah maka hendaklah dia laksanakan
nazarnya itu, dan barang siapa bernazar untuk mendurhakai Allah, maka janganlah
dia mendurhakai-Nya” (HR. Bukhari)
g. Menyembelih binatang atau mempersembahkan korban bukan kepada Allah SWT
“Dari Ali,
Rasulullah bersabda kepadaku dengan empat kalimat, yaitu Allah melaknat orang
yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melaknat kedua
orang tuanya, Allah melaknat orang yang melindungi penjahat dan Allah melaknat
orang yang mengubah batas tanah miliknya.” (HR. Muslim)
Riya
Secara khusus Rasulullah SAW
mengingatkan akan bahaya salah satu syirik kecil yaitu riya:
اَخْوَفُ
مَااَخاَفُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكَ الْاَصْغَرَفَسُٮِٔلَ عَنْهُ فَقَالَ الرِّيَاءُ
Artinya: “Sesuatu
yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi ditanya
tentang hal ini, maka beliau menjawab, ialah Riya”. (HR. Ahmad).
Riya apada
hakikatnya adalah melakukan sesuatu karena ingin dilihat atau ingin dipuji
orang lain. Apabila seseorang melakukan sesuatu hanya karena ingin dipuji orang
lain, maka berarti ia telah melakukan syirik kecil. Inilah yang paling ditakuti
oleh Rasulullah SAW terjadi pada umatnya. Dalam sebuah hadits yang panjang yang
diriwayatkan oleh Muslim, Rasullullah SAW menggambarkan bahwa di akhirat nanti
ada beberapa orang yang di cap oleh Allah SWT sebagai pendusta; ada yang
mengaku berjuang pada jalan Allah hingga mati syahid, padahal ia berperang
hanya ingin dikenal sebagai seorang pemberani; ada yang mengaku mempelajari
ilmu pengetahuan, mengajarkannya dan membaca Al-Qur’an karena Allah, padahal
dia hanya ingin dikenal sebagai orang ‘alim dan qori’: ada yang mengaku
mendermakan hartanya untuk mencari ridha Allah, padahal dia hanya ingin disebut
dermawan. Amalan semua orang itu ditolak Allah dan mereka dimasukkan kedalam
neraka.
C. Penutup
Syirik yaitu
kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga
mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut
dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan. Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang menyembah
dan mengakui adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah,
baik Zat, Sifat, ataupun perbuatan-Nya. Sikap syirik dapat merusak, bahkan
dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa kedalam
kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil dapat
berubah menjadi syirik besar. Yang mendatangkan bahaya-bahaya dan
kerusakan-kerusakan sebagai berikut:
1.
Pelecehan Martabat Manusia
2.
Membenarkan Khurafat
3.
Syirik adalah Kezhaliman yang Terbesar
4.
Syirik Menimbulkan Rasa Takut
5.
Menyebarkan Hal-hal yang Negatif dalam Kehidupan
Manusia
6.
Masuk Neraka
D. Referensi
Ilyas,
Yunahar. 1992. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta:
LPPI.
Harun, Muhammad Yusuf dan At-Tamini, Syaikh
Muhammad. 2003. “Kitab Tauhid”, dalam “Kitab At-Tauhid Al-Ladzi Huwa Haqqullah
A’lal-‘Abid”. Jakarta: PT Megatama Sofwa Pressindo.
Yaqub, Ali Mustafa dan Al-Khumais, Muhammad
Abdurrahman. 2003. “Kemusyrikan Menurut
Madzhab Syafi’i”, dalam “Bayaanu Asy
Syirki wa Wasaa’ilihi ‘Inda ‘Ulamaa Asy Syafi’iyyah”. Jakarta: Kantor Atase
Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia Di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar