Secara etimologis
(lughatan). Aqidah berakar dari kata ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan. ‘Aqdan berarti
simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi ‘aqidah bearti keyakinan (Al-Munawir,
1984, hal 1023). Relevansi antara arti kata ‘aqdan
dan ‘aqidah adalah keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian. Beberapa istilah lain tentang aqidah yaitu Iman, Tauhid, Ushuluddin,
Ilmu Kalam, dan Fikih Akbar.
Tauhid adalah
pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid
menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukannya. Hanya amal yang dilandasi
dengan tauhidlah –menurut tuntutan Islam-- yang akan menghantarkan manusia
kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.
Tauhid ialah permunian ibadah kepada Allah, yaitu menghambakan diri hanya
kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan
takut kepada-Nya.
Upaya
pemurnian tauhid tidak akan tuntas hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan
tetapi harus dibarengi dengan penjelasan tentang hal-hal yang dapat merusak dan
menodai tauhid, yaitu apa yang disebut syirik baik syirik akbar maupun syirik
ashghar. Syirik adalah mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk-Nya, baik dalam
dimensi rububiyah, mulkiyah maupun ilahiyah, secara langsung atau tidak,
secara nyata atau terselubung.
sumber: Ilyas,
Yunahar. 1992. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta:
LPPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar